Jati putih adalah pohon penghasil kayu yang memiliki warna
putih kekuning-kuningan dengan kulit berserat halus dan berwarna abu-abu. Jati
putih termasuk tanaman penghasil kayu yang produktif, tanaman ini berasal dari
Asia Tenggara. Tanaman Jati putih banyak ditanam sebagai tanaman pelindung,
sebagian besar dimanfaatkan sebagai tanaman komersial.
Kegunaan kayu dari tanaman Jati putih digunakan untuk
bahan kontruksi, furniture, pulp, raise floor, alat perkukangan dan kegunaan
lainnya.
KLASIFIKASI TANAMAN JATI PUTIH :
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Famili :
Verbenaceae
Genus : Gmelina
Species :
Gmelina arborea Roxb.
A. PENYEBARAN DAN
TEMPAT TUMBUH
Disebut juga Jati putih karena keawetan kayunya hampir
menyerupai kayu Jati. Gmelina merupakan tanaman asli India, penyebarannya
meliputi negara Pakistan, Kamboja, Thailand, Srilanka dan China bagian Selatan.
Pohon Gmelina dapat tumbuh baik pada ketinggian 90-900
mdpl. Dalam keadaan khusus seperti di daerah lembah Srilanka dapat tumbuh sampai
dengan ketinggian 1.500 mdpl. Curah hujan tahunan yang dikehendaki berkisar
antara 760-4.500 mm.
Bentuk pohon bulat, lurus dan tidak berbanir. Ketinggian
pohon mencapai 30 m dengan diameter 100 cm dan berbatang bebas cabang 15 m.
Tajuk menyerupai kerucut atau tidak teratur dengan percabangan banyak. Daur
tanaman untuk bahan baku pulp 8 tahun sedangkan untuk perkakas 15 tahun.
A.
PENGADAAN BENIH
Gmelina dapat berbuah setelah berumur 4 tahun, berbuah
setahun sekali antara bulan April-Juli. Untuk pembuatan benih sebaiknya dipetik
dari induk yang sehatdan telah berumur 7 tahun atau lebih.
B.
PENANGANAN
BENIH
Benih yang telah diekstraksi digosok/diremas dengan pasir
halus untuk menghilanhkan sisa daging buah dan selanjutnya dicuci dengan air bersih
yang mengalir. Setelah proses ekstraksi selanjutnya benih dijemur ± 2 hari
hingga kadar air benih turun sampai 5-8%, selanjutnya benih disimpan dalam
wadah yang kedap (plastik) dan diletakan di dalam ruangan.
C.
PEMBIBITAN
Pertumbuhan
bibit Jati putih dipersemaian umumnya sangat pesat hanya dalam waktu 2-3 bulan
bibit sudah siap tanam. Oleh karena itu pelaksanaan pembibitan harus
disesuaikan dengan waktu tanam yaitu ± 3 bulan sebelumnya (sekitar bulan
Agustus).
Media tabur menggunakan campuran tanah dan pasir
perbandingan 1:1. Penaburan dilakukan setelah media disiram air secara merata.
Cara penaburan benih dilakukan satu persatu dengan posisi benih yang berlubang
menghadap ke atas, dan benih tidak sepenuhnya terbenam (lubang benih dibiarkan
tampak). Benih dibedeng tabur memerlukan penyinaran matahari secara penuh dan
perlu dilakukan penyiraman setiap pagi.
E.
PENYAPIHAN
BIBIT
Setelah 2-3 minggu atau setelah memiliki sepasang daun
bibit yang sehat dan normal dipindahkan ke polybag di persemaian. Media semai
yang digunakan adalah campuran tanah gembur (top soil) dengan kompos
perbandingan 1:1. Pemeliharaan bibit di persemaian meliputi penyiraman,
pembersihan gulma, pemberantasan hama/penyakit dan penggeseran. Disamping itu
perlu dilakukan pengurangan intensitas cahaya 50% terutama pada waktu bibit
baru disapih dengan memasang naingan (shadding net).
F.
PENANAMAN
Penanaman dilakukan pada saat curah hujan sudah
merata atau sekitar bulan Nopember-Desember. Kegiatan penanaman didahului
dengan persiapan dan pembersihan lahan (land clearing). Pengukuran dan
pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam dengan ukuran 40x40x40 cm. Pemberian
pupuk kandang dilakukan 1-2 minggu sebelum penanaman. Sedangkan jarak tanam
terbaik adalah 2x2 m. Jarak tanam yang rapat dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tinggi dan mengurangi percabangan sehingga diharapkan pertumbuhan
batang menjadi lurus.