Selasa, 12 Oktober 2021

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT PURU PADA TANAMAN ALBASIA

 

 T

anaman Albasia atau Sengon sangat populer dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat di pedesaan. Tanaman ini pertumbuhannya cepat serta memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Ada beberapa jenis penyakit yang teridentifikasi menyerang tanaman Albasia diantaranya adalah penyakit karat puru.



Serangan karat puru pada Albasia ditandai dengan terjadinya pembengkakan (galls) pada batang, ranting/ cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helaian daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur.

Penyakit karat puru dapat menjadi persoalan yang serius dalam pengelolaan tanaman Albasia. Penyebaran penyakit ini sangat cepat. Penyakit ini menyerang Albasia mulai dari persemaian sampai lapangan dan pada semua tingkatan umur. Kerusakan serius bila serangan terjadi pada tanaman muda (umur 1-2 tahun), karena titik-titik serangan (gall) bisa terjadi di batang utama sehingga batang utama rusak/ cacat, sehingga tidak dapat menghasilkan batang pohon yang berkualitas tinggi




Cara pencegahan dan pengendalian penyakit karat puru dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Untuk serangan penyakit karat puru di persemaian, maka semai yang menunjukkan gejala serangan harus segera dicabut dan dimusnahkan (dibakar).
  2. Untuk mencegah perluasan sebaran penyakit karat puru, perlu pengawasan yang ketat tentang transportasi benih, bibit, dan kayu tebangan dari daerah yang diketahui telah terserang ke daerah yang belum terserang.
  3. Pemeliharaan tanaman yang sudah ada (pemupukan dan penjarangan).
  4. Untuk tanaman yang telah terserang, maka upaya yang perlu dilakukan adalah menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna coklat. Langkah selanjutnya adalah mematikan sel-sel penyakit karat puru di bagian yang terserang agar tidak tumbuh gall lagi.
  5. Untuk mematikan sel-sel penyakit di bekas gall di atas dapat digunakan spiritus, kapur, garam, dan belerang. Caranya adalah sebagai berikut : a. Spiritus :  Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dengan cara mengelupas galll tersebut dari batang/cabang/pucuk,. kemudian bagian tersebut disemprot/ dioles dengan spirtus; b. Kapur + garam (5 kg kapur + 0,5 kg garam) dicampur dalam   5-10 liter air. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian  disemprot/dioles dengan campuran kapur garam; c. Belerang 1 kg + kapur 1 kg (1 : 1) + air 10/20 liter, diaduk hingga rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/dioles larutan belerang kapur.
  6. Menghindari penanaman Albasia untuk sementara, terutama di dataran tinggi yang berkabut.
  7. Untuk pengendalian jangka menengah dan jangka panjang dilakukan dengan cara rotasi tanaman dan pemuliaan tanaman Albasia sebagai berikut : a. Rotasi tanaman : penggantian Albasia sebagai tanaman pokok, diganti dengan jenis-jenis cepat tumbuh yang potensial dan tidak menjadi inang jamur Uromicladium sp. Selama ini yang menjadi inang penyakit karat puru adalah dari jenis-jenis famili Fabaceae/Leguminosae, seperti jenis-jenis Acacia spp, Paraserianthes/Albizzia spp. dan Racosperma spp; b. Pemuliaan tanaman Albasia : dicari individu-individu pohon Albasia yang tahan terhadap penyakit karat puru.
Demikianlah sedikit pengetahunan tentang cara pencegahan dan pengendalian penyakit karat puru pada tanaman Albasia, semoga bermanfaat. 

Daftar Pustaka :

Nair, KSS. 2000. Insect Pests And Diseases In Indonesia Forest. CIFOR. Bogor