Jumat, 18 Desember 2020

AGROFORESTRY TANAMAN KENCUR

Menanam Kencur di Kebun Kita



Kencur atau Cikur adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan. Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan.

Tanaman kencur dapat tumbuh baik di lahan yang terbuka maupun pada lahan dibawah tegakan pohon. Dengan karakteristik tumbuh tanaman kencur yang toleran terhadap naungan maka kencur cocok untuk ditanam pada kegiatan agroforestry. Kombinasi antara tanaman berkayu dengan tanaman kencur dapat menjadi upaya dalam meningkatkan hasil tambahan pada usaha agroforestry sebelum tanaman pokok (tanaman kayu-kayuan maupun tanaman buah-buahan) menghasilkan.

Sebelum lebih lanjut membahas bagaimana menanam kencur, baiknya mengenal dulu apa itu tanaman kencur.

Klasifikasi Tanaman Kencur

Kingdom : Plantae

Famili : Zingiberaceae
Spesies : Kaempferia galanga

Persiapan Bibit

Bibit kencur diambil dari rimpang yang sudah cukup tua, rimpang tersebut disimpan pada tempat gelap hingga mengeluarkan tunas baru.



Persiapan Lahan

Tanah terlebih dahulu digemburkan dengan cara dicangkul sedalam 20-30 cm. Drainase disiapkan dengan baik agar tidak terdapat genangan air pada lahan maka perlu dibuat parit-parit untuk pemisah petak. Petak dibuat secara teratur selebar 2-3 meter, dan panjang petak dapat disesuaikan dengan keadaan di lahan tersebut.

Penanaman

Agar tanaman dapat tertanam rapi dan teratur maka jarak tanam yang baik sekitar 80 cm x 40 cm untuk kencur yang akan dipanen tua. Bibit ditanam dengan kedalaman 5-7 cm dan tunas dihadapkan ke atas. Penempatkan tunas jangan terbalik, karena hal tersebut akan berakibat memperlambat pertumbuhannya.


Pemeliharaan Tanaman

Pemupukan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, diperlukan pemberian pupuk. Pemberian pupuk kandang ataupun pupuk organik dapat dilakukan pada saat tanah dicangkul maupun pada saat pengolahan. Selain pupuk organic dapat digunakan juga pupuk kimia seperti pupuk Urea, pupuk TSP maupun pupuk KCL. Pemberian pupuk urea dan pupuk KCL dapat berikan dua kali, dan setengah bagian lagi dapat digunakan saat ditanam, dan sisanya digunakan saat tanaman kencur berumur 45 hari. Dalam memberikan pupuk, takaran untuk pupuk TSP digunakan saat penanaman. Tanah yang subur, takaran dalam memberikan pupuk dapat dikurangi.

Penyiangan

Penyiangan dapat dilakukan minimal satu bulan satu kali. Dalam melakukan penyiangan, setidaknya penyiangan untuk pertama kali dilakukan saat tanaman kencur berumur sekitar 2-3 minggu, dan untuk penyiangan selanjutnya dapat dilakukan selama 3-6 minggu sekali, tergantung pada kondisi gulma tersebut. Pencangkulan gulma dapat dilakukan di daerah yang jauh dari inti tanaman, tetapi gulma yang terdapat di dekat tanaman lebih baik dibersihkan secara perlahan dan hati-hati agar tidak mengenai tanaman, sehingga tidak merusak rimpang yang nantinya akan siap untuk dipanen.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang sering datang pada tanaman kencur yaitu ulat pemakan daun ulat ini biasanya bernama ulat Karana diocles dan Udas pesfolus yang menyerang tanaman dengan cara menggerogoti daunnya. Apabila ulat yang menyerang masih dalam jumlah sedikit, penanggulangan dilakukan secara manual yaitu menangkap ulat dan membunuhnya. Tetapi apabila serangan ulat sudah berat, dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida, seperti jenis Nogos 50 EC. Dalam menggunakan insektisida tersebut haruslah sesuai dengan petunjuk dan takaran yang telah dituliskan dikemasannya.

Pemanenan

Panen dapat dilakukan setelah tanaman berusia 8-12 bulan. Caranya dengan menarik tanaman kencur sampai keluar akar rimpangnya. Bisa menariknya langsung dengan tangan ataupun menggunakan alat bantu seperti sekop kecil atau sabit. 


Mendapatkan hasil dari jerih payah yang telah dilakukan merupakan hal yang sangat memuaskan. Tanaman kencur dapat dipanen setelah tanaman tersebut berusia sekitar 8-12 bulan, atau saat musim kemarau datang. Saat kemarau datang, tanaman kencur akan mati, dan saat musim penghujan akan hidup kembali. Saat tanaman kencur mati, maka waktu itu kencur sudah dapat dipanen. Cara memanennya yakni dengan membongkar semua tanaman dan mengambil rimpangnya. Rimpang kencur yang sudah dipanen dibersihkan dari tanah yang melekat kemudian dimasukan kedalam wadah atau karung. Rimpang kencur siap untuk digunakan atau dijual.

Demikianlah cara bertanam kencur semoga bermanfaat.




Jumat, 27 November 2020

Budidaya Kaliandra Merah Sebagai Sumber Pakan Lebah


Kaliandra (
Calliandra spp) berasal dari famili Leguminoceae, sub famili mimosoideae adalah tanaman perdu yang berasal dari Amerika Latin. Terdapat dua jenis kaliandra yaitu kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dan kaliandra putih (Calliandra teragona). 

Kaliandra merah berbunga merah sedangkan kaliandra putih berbunga hijau keputihan. Kaliandra merah tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter 20 cm serta mempunyai perakaran dangkal sampai dalam merupakan tanaman yang cocok untuk menghijaukan lahan yang kurang subur dan gersang.

Kaliandra merah tahan terhadap pangkasan dan mudah tumbuh terubusannya maka sangat cocok sebagai pemanfaatan kayu bakar. Kaliandra tahann terhadap naungan dan kekeringan dapat menekan alang-alang, menyuburkan tanah serta dapat mencegah erosi.

I.              PERSYARATAN TUMBUH

Kaliandra merah dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 150-1500 meter/dpl dengan curah hujan minimal 1.000 mm/tahun. Kaliandra merah dapat hidup pada tanah yang kurang subur dan gersang oleh sebab itu dikatakan sebagai tanaman jenis pionir.

 II.            PENGADAAN BENIH/BIBIT.

Bibit kaliandra dapat diperoleh dari pembuatan persemaian dari biji terlebih dahulu yang kemudian dibuat stump. Benih dalam satu kilogram kurang lebih 14.000-14.500 biji. Penyemaian bisa langsung menaburkan biji atau dengan kantong plastik/polybag, dengan diberi perlakuan terlebih dahulu yaitu disiram dengan air panas yang kemudian direndam air dingin selama 24 jam, hal ini untuk mempercepat perkecambahan biji.

III.              PEMBUATAN TEMPAT PERSEMAIAN

 Tempat persemaian harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a.    Dekat dengan jalan angkutan.

b.    Dekat dengan sumber tenaga kerja.

c.    Mudah mendapatkan air sepanjang tahun.

d.    Lahan bebas dai genangan aia dan  hama/penyakit.

e.    Petak persemaian sebaiknya dekat dengan lapangan penanaman.

IV.            PEMBUATAN BEDENGAN ERSEMAIAN

Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bedengan persemaian adalah:

 1.      Ukuran bedengan menyesuaikan tempat namun umumnya berukuran 5x5 meter.

2.      Bedengan membujur ke arah utara selatan dan diperkuat dengan bambu atau batu bata.

3.      Jarak antar bedengan 0,45 meter dan dan setiap 5-10 bedengan dibuat jalan inspeksi.

Media bedengan persemaian terdiri dari campuran humus, kompos, dan pasir dengan perbandingan 7:2:1.

V.              CARA MEMBUAT BIBIT.

a.    Benih yang sudah diberi perlakuan langsung ditabur di bedengan dengan jarak 10x10 cm.

b.    Setelah ditabur persemaian disiram sehari 2 kali pagi dan sore.

Setelah bibit berumur 4-6 bulan bibit dibuat stump terlebih dahulu dengan ukuran stump panjan 30-50 cm  dan bagian akar 25 cm, bibit stump tujuannya dapat memudahkan pengangkutan ke lapangan dalam jumlah yang banyak.

VI.              PENANAMAN.

Sebelum bibit di tanam di lapangan terl;ebih dahulu dipasang ajir di setiap lubang tanaman. Ukuran lubang tanaman menyesuikan keadaan   tanah dan besarnya bibit. Pada lahan yang relatif keras diperlukan lubang berukuran 30x30x30 cm, dengan jarak tanam 1x1 meter.


VII.              PEMELIHARAAN TANAMAN

a.   Penyiangan

Yang dimaksud dengan penyiangan adalah membebaskan tanaman dari persaingan tumbuhan pengganggu (gulma), dengan cara membersihkan tumbuhan di sekitar tanaman dengan radius 1 meter atau kiri dan kanan larikan tanaman.  Penyiangan tanaman dilakukan tiap 3 bulan sampai dengan tanaman berumur 2 – 3 tahun.  Bila tajuk telah rapat perlu dilakukan pemangkasan kurang lebih setengah meter di atas permukaan tanah.  Waktu pemangkasan pada akhir musim kemarau sehingga pada musim penghujan segera bertunas kembali.

b.   Penyulaman

Penyulaman dilakukan dengan maksud mengganti tanaman di lapangan yang mati/rusak/kena penyakit.

VIII.              MANFAAT KALIANDRA MERAH

Kaliandra merah merupakan penghasil kayu bakar yang sangat dominan.  Atau dapat dikatakan sebagai kayu energi dan cocok dipergunakan untuk industri kecil dan rumah tangga.  Setiap kilogram kayu kaliandra kering dapat mengeluarkan antara 4.500-4.750 K Cal.

Kalindra merah ditanam secara monokultur dengan jarak tanam 1x1 m, pada akhir tahun pertama dapat berproduksi ± 100 sm/ha/th dan pada tahun berikutnya mencapai 200-250 sm/ha/th.


Manfaat kaliandra selain sebagai kayu energi/bakar juga mempunyai manfaat lain yaitu :

-     Memberikan kesuburan tanah untuk wilayah yang ditumbuhinya

-     Sebagai pohon budidaya lebah madu karena bunganya disukai oleh lebah

-     Sebagai penghasil pakan ternak karena daunnya dapat dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak, kambing, domba, dan lain-lain.

Demikian teknis budidaya tanaman kaliandra merah, semoga bermanfaat.

Senin, 26 Oktober 2020

Membudidayakan Pohon Manglid Guna Mensukseskan Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP) Provinsi Jawa Barat

Manglieta glauca BI. atau Manglid Baros dengan nama botaninya Magnolia blumei PRANTL., Manglieta glauca BI., merupakan salah satu jenis dari famili Magnoliaceae.  Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Baros, Manglid (Sunda); Baros, Cempaka Bulus (Jawa); Cempaka, Kepelan (bali); Jatuh (Karo); Madang Limpaung, Sitibai (Minangkabau)

Sampai saat ini perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji belum banyak diketahui karena benih mempunyai viabilitas (daya simpan/ketahanan) rendah. Biji tanaman Manglid bersifat rekalsitran (tidak tahan disimpan lama)  hanya tahan berkisar antara 2-5 minggu, setelah lewat waktu tersebut biji akan sulit untuk tumbuh.

 KLASIFIKASI TANAMAN MANGLID :

Kingdom                      : Plantae

Divisi                           : Magnoliophyta

Famili                          : Magnoliaceae

Nama Binomial           : Manglieta glauca

Sinonim                       : Magnolia blumei PRANTL

 

A.    PENYEBARAN DAN TEMPAT TUMBUH


Tanaman Manglid berupa pohon, tinggi mencapai 25-40 meter (m) dengan bebas cabang 25 m dan diameter mencapai 150 centi meter (cm). Tanamaman Manglid tumbuh dengan optimal pada ketinggian 1.000-1.500 m dari permukaan laut (dpl).

Tajuk tanaman berbentuk membulat, lebat percabangannya berbentuk garpu yang dimulai jauh dari atas tanah, daun tunggal berbentuk elips memanjang atau elips melebar, kebanyakan bulat telur memanjang ukuran 13-18 cm terkadang sampai 25 cm. Ujung dan pangkal daun runcing, tangkai daun panjang. Tidak berbulu, permukaan bawah daun berwarna abu-abu kebiruan, permukaan atas hijau muda agak mengkilap, tersusun spiral.

 

B.    PENGADAAN BENIH

Tanaman Manglid mulai berbuah setelah berumur 7 tahun, berbuah setahun sekali antara Bulan Oktober s.d Desember. Untuk pembuatan pembibitan sebaiknya benih diambil dari pohon induk yang sehat. Biji diambil dari buah yang sudah tua dan masih menempel pada tangkainya, jika buah sudah jatuh biasanya sudah dimakan oleh semut atau binatang lannya bahkan benih tersebut sudah berjamur sehingga mengurangi kualitasnya.




C.    PENANGANAN BENIH

Buah dapat diunduh apabila benih sudah masak secara fisiologis yaitu dicirikan dengan warna kulit buah hijau tua kecoklatan dengan warna benih merah. Ekstraksi benih dilakukan dengan cara menjemur buah sampai ruang-ruang benih terbka. Setelah itu benih dikeluarkan dengan cara mengetuk-ngetuk buah dalam nampan sampai benih keluar. Kulit benih yang berwarna merah dikupas dari benihnya agar benih mudah berkecambah. Pisahkan benih dari kotoran-kotoran sisa ekstraksi. Viabilitas benih mudah turun sehingga harus segera ditabur.

 

D.    PENABURAN BENIH

Media tabur untuk pengecambahan benih Mangglid mengunakan top soil, pasir, dicampur pupuk kandang yang sudah steril dengan perbandingan 2:1:1. Media lain dapat menggunakan abu sekam bakar, dengan menggunakan media ini persentase kecambah dapat mencapai di atas 50%. Bedeng tabur dibuat di bawah naungan, atap naungan bedeng tabur dapat dibuat dari jerami, alang-alang ataupun daun rumbia.


E.    PENYAPIHAN BIBIT

Penyapihan bibit dilakukan setelah semai mencapai tinggi kira-kira 5 cm. Penyapihan dilakukan dengan cara mencungkil dengan menggunakan alat pencungkil, perhatikan jangan sampai akar patah. Bibit semai dipindahkan ke polybag yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan, pada umumnya menggunakan polybag dengan ukuran 10 cm x 15 cm. Polybag diberi lobang drainase sebanyak 4-6 lobang. Media yang digunakan adalah top soil, kompos/pupuk kandang, sekam padi dengan perbandingan 3:2:2.

 

F.    PEMELIHARAAN BIBIT


     1. Pemupukan

Pemupukan dapat dilakukan setelah bibit berumur 20 hari menggunakan NPK sebanyak 3 butir/tanaman. Setelah 35 hari pupuk kembali dengan NPK sebanyak 5 butir/tanaman. Pada umur 2-3 bulan gunakan pupuk Urea, pertahankan kelembaban media tanam jangan sampai kering.


2. Pencegahan hama dan penyakit


Pencegahan hama penyakit dapat dilakukan dengan mengkontrol kelembaban dan kebersihan lingkungan persemaian. Penggunaan pestisida dapat dilakukan apabila serangan hama penyakit telah melampauai ambang batas ekonomis.


3. Penggeseran Bibit dan Pemangkasan Akar


Pergeseran dilakukan saat bibit berumur 1,5-2 bulan di bedeng sapih. Pemangkasan akar dilakukan sekitar 2 minggu sebelum bibit didistribusikan.


4. Bibit Siap Tanam


Bibit siap tanam apabila bibit telah mencapai tinggi 30-40 cm dengan diameter leher akar lebih dari 4 mm dan pangkal batang telah berkayu (umur 3-4 bulan).





G.   
PENANAMAN

Calon lokasi penanaman dibersihkan dari semak belukar, Manglid termasuk jenis tanaman intoleran (butuh cahaya matahari secara langsung). Buat lobang tanam ukuran 20x20x20 cm, beri pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 kg tiap lobangnya. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan atau pada kondisi curah hujan sudah cukup merata. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati. Lakukan penyiangan agar tanaman terbebas dari gulma pengganggu tanaman.


Sumber :

UPTD Sertifikasi dan Pebenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, 2018.


Senin, 21 September 2020

MEMANFAATKAN LAHAN DI BAWAH TEGAKAN POHON DENGAN MENANAM PORANG

 

PERSIAPAN LAHAN

Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan itensitas cahaya 60-70%. Kegiatan persiapan lahan:

Pada lahan datar.

Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

Pada lahan miring.

Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.


Gambar 1. Tanaman porang di bawah tegakan tumbuh dengan subur


PERSIAPAN BIBIT

Dengan persentase tumbuh benih diatas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah:

1. Umbi : 1500 kg (± 20-30 buah/kg)

2. Biji : 300 kg

3. Bulbil : 350 kg (±170-175 buah/kg)

Penyiapan Bibit dari Umbi :

1.  Tentukan anakan tanaman porang yang berumur ±1 tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.

2.     Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah.

Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi porang hanya menghasilkan 1 tanaman porang).




Gambar 2. Bibit porang berasal dari umbi

Penyiapan Bibit dari Biji:

Tanaman porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu. Pada tata cara budidaya

pembibitan dengan menggunakan biji maka satu biji porang akan langsung disemai sehingga satu biji porang hanya menghasilkan satu bibit baru.




Gambar 3 dan 4. Bibit porang berasal dari biji (spora)

Metode Poliembrioni (satu biji bisa lebih dari satu bibit baru).

Pada satu biji porang dilakukan proses pembelahan biji untuk memisahkan embrio-embrio dalam satu biji. Biasanya hal ini dilaksanakan sejak bulan Agustus, ketika bunga porang mulai rebah, kemudian biji ditampung. Selanjutnya biji-biji tersebut kemudian dibelah dan embrio-embrionya dipisahkan.

Dibutuhkan waktu 6-7 minggu sejak embrio disemaikan hingga berkecambah. Embrio yang telah berkecambah dipindahkan ke dalam kantong polybag hingga 8 minggu sebelum siap ditanam ke lahan.

Penyiapan Bibit dari Bulbil/ Katak:

1.    Ambil bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua (seleksi/pilih bulbil yang sehat).

2.    Bulbil yang telah dipilih dikumpulkan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas yang kemudian ditanam (tanaman porang yang cukup besar dan tua dapat menghasilkan bulbil ±40 buah/pohon).



Gambar 5. Bulbil/ Katak pada tanaman porang

Penyiapan Bibit dari Polybag :

1.     Bibit dapat juga disiapkan dari persemaian.

2.     Bibit terlebih dahulu disemaikan hingga tumbuh di dalam polybag, baru kemudian dipindah ke lapangan.


Gambar 6. Bibit tanaman porang di polybaag berasal dari persemaian


PENANAMAN

Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November s.d Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut :

  1. Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
  2. Tiap lubang tanam diisi satu bibit porang dengan jarak tanam disesuaikan dengan kebutuhan.
  3. Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ±3 cm


Gambar 7. Tanaman porang tumbuh subur dan menghasilkan bulbil/ katak

PEMELIHARAAN

Tanaman porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara :

Penyiangan

Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos.

Pemupukan

Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP 36,5 g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.

Pengamanan pohon pelindung

Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang dapat tumbuh dengan baik.



Gambar 8. Tanaman porang di areal terbuka

PEMANENAN

Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat/dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.  Waktu panen dilakukan pada bulan April-Juli (masa dorman). Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 2 kg/ umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Rata-rata produksi umbi porang berkisar 10 ton/ ha.


Gambar 9. Umbi tanaman porang

Dari kegiatan penanaman porang di bawah tegakan kita akan memperoleh keuntungan ganda selain dari hasil kayu yang akan diperoleh juga mendapatkan hasil dari penjualan umbi bahkan dari benih porang (bulbil, umbi kecil, buah/spora). Sebagai informasi pada bulan September 2020 pada saat tulisan ini dibuat harga benih porang dari bulbil mencapai Rp. 250.000,- s.d 350.000,-/ Kg. harga umbi pada kisaran Rp. 15.000,- s.d    Rp. 18.000,-/Kg. Cukup menggiurkan bukan?

Selamat mencoba budidaya tanaman poran di bawah tegakan semoga berhasil.